Saturday, November 20, 2010

Capacity Building bagi Konselor Sebaya dan Pengelola Program Kesehatan Remaja


CAPACITY BUILDING BAGI KONSELOR SEBAYA

DAN PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN REMAJA



YANG MUDA YANG BERSUARA??

Ini bukan soal bersuara benar atau salah.

Ini soal....PARTISIPASI REMAJA...tentunya dalam hal ini terkait dengan Kesehatan.


Usia anak remajamerupakan masa yang rawan, bukan anak-anak lagi dan juga bukan orang dewasa, dan mereka masih mencari jati diri. Masa inilah yang perlu juga menjadi perhatian kita. Dalam rangka memperingati Hari Remaja Internasional tahun 2010, Direktorat Bina Kesehatan Anak menyelenggarakan kegiatan ”Capacity Building bagi Konselor Sebaya dan Pengelola ProgramKesehatan Remaja” sebagai salah satu wujud kepedulian pemerintah pada remaja, dengan tema Our Year, Our Voice”.

Kegiatan Capacity Building yang dilaksanakan pada tanggal 26 – 28 Juli 2010 ini diikuti lebih dari 200 orang peserta, yang terdiri dari panitia, narasumber, konselor sebaya, serta pengelola program kesehatan remaja, dari 16 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Maluku, Papua, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, DI Yogyakarta, Jawa Tengah Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tengah.

Sejak tahun 2003, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera remaja diperkenalkan dengan sebutan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).

Kegiatan PKPR diantaranya penyuluhan, pelayanan klinis maupun konseling oleh pelaksana program, serta melatih konselor sebaya. Konselor sebaya yang dimaksud adalah kader kesehatan remaja yang telah diberi tambahan pelatihan interpersonal relationship dan konseling. Kegiatan capacity building ini selain bertujuan untuk meningkatkan keterampilan konselor sebaya dalam memberikan konseling kepada temannya, juga meningkatkan pengetahuan remaja tentang masalah kesehatan remaja.

Berbagai masukan tentang kerjasama tim dan teknik konseling serta Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) yang dilaksanakan di alam terbuka oleh fasilitator dari Kwarnas Gerakan Pramuka dan Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), diharapkan dapat lebih dipahami karena belajar sambil bermain adalah metode yang dipilih dalam pembinaan remaja.

Selain itu konselor sebaya juga mendapat pengetahuan tentang intelegensia pada remaja dengan judul ”Ayo Belajar dengan Otakmu” dari dr. Yout Savithri, MARS – Pusat Pemeliharaan, Peningkatan dan Penanggulangan Intelegensia Kesehatan Kemenkes dan ”Remaja Indonesia yang Sehat, Cerdas, Kreatif dan Berperilaku Baik” dari dr. Soedjatmiko, Sp.A(K) – Satgas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia.


Tidak hanya dari para narasumber, pada kegiatan ini mereka juga menampilkan kebolehannya dalam bentuk tarian, membaca puisi, nyanyian dan kegiatan kesehatan remaja lainnya, serta sharing tentang keberhasilan maupun hambatan dalam bertugas sebagai konselor sebaya. Sebagai konselor diharapkan mereka dapat membantu sebayanya mengenali masalah kesehatannya dan melakukan rujukan kepada petugas kesehatan apabila menemukan masalah temannya yang tidak dapat diatasi oleh mereka. Tentunya mereka tidak lepas dari partisipasi dalam perencanaan, pelaksaan, serta evaluasi kegiatan PKPR di Puskesmas mampu laksana PKPR.

Pada akhir kegiatan, Kasubdit Bina Kesehatan Anak Remaja, dr. Rinni Yudhi Pratiwi,MPET, menyampaikan harapan agar dapat mempersiapkan remaja menjadi sumberdaya manusia yang tangguh dan berdaya saing tinggi dan para konselor sebaya mengharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara rutin setiap tahunnya.



Akhir kata....

Bila yang muda yang bersuara...

...itu tanda PARTISIPASI J

Monday, May 4, 2009

Waspada Flu Babi

Sehubungan dengan merebaknya swine flu (flu babi) di Meksiko dan Amerika serikat saat ini, kami informasikan hal-hal sebagai berikut :

  • Swine flu adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A H1N1 yang dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi, dan ada kemungkinan penularan antar manusia. Gejala secara umum sangat mirip dengan influenza, dengan tanda-tanda klinis sebagai berikut :

- demam, batuk, pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan

- nafas cepat atau sesak nafas

- mungkin disertai mual, muntah dan diare

  • Cara penularan melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung
  • Masa inkubasi 3 sampai 5 hari
  • Situasi saat ini sebaran kasus adalah 8 kasus konfirm di Amerika Serikat. Di Meksiko lebih dari 878 suspek kasus dilaporkan dan disertai 60 kematian. Sampai saat ini belum ditemukan adanya kasus infeksi swine flu pada manusia di Indonesia.

Dengan adanya kasus swine flu pada manusia di Meksiko dan Amerika Serikat, Departemen Kesehatan menetapkan 6 (enam) langkah untuk kesiapsiagaan yaitu :

  1. Mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit ini dari berbagai sumber
  2. Berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan
  3. Membuat surat edaran kewaspadaan dini
  4. Melakukan rapat koordinasi dengan para kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan
  5. Berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan spesimen
  6. Berkoordinasi dengan Departemen Pertanian dan Departemen Luar Negeri untuk merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.

sumber : Depkes Tetapkan Enam Langkah Atasi Flu Babi

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3413

Menkes menghimbau masyarakat untuk mewaspadai swine flu dengan cara :

  • Menjaga perilaku hidup bersih dan sehat
  • Menutup hidung dan mulut apabila bersin
  • Mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas
  • Segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu
  • Gunakanlah masker bagi penderita flu, bukan orang yang sehat menggunakan masker, agar tidak menularkan kepada orang lain
  • Bagi masyarakat yang telah melakukan perjalanan ke negara terjangkit flu babi, disarankan memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala demam, batuk, pilek dan sesak napas.

sumber : Depkes Siapkan Langkah-langkah Mencegah Flu Babi

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3416

Thursday, April 23, 2009

Puskesmas PKPR

Sejak tahun 2003, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera remaja, diperkenalkan dengan sebutan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).

PKPR dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung Puskesmas, termasuk Poskestren, menjangkau kelompok remaja sekolah dan kelompok luar sekolah, seperti kelompok anak jalanan, karang taruna, remaja mesjid atau gereja, dan lain-lain, dilaksanakan oleh petugas puskesmas atau petugas lain di institusi atau masyarakat.

Jenis kegiatan PKPR meliputi penyuluhan, pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang, konseling, pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS), peltihan pendidik sebaya (yang diberi pelatihan menjadi kader kesehatan remaja) dan konselor sebaya (pendidik sebaya yang diberi tambahan pelatihan interpersonal relationship dan konseling), serta pelayanan rujukan.

Jumlah Puskesmas PKPR dari 26 provinsi yang melaporkan sampai dengan bulan Desember 2008 sebanyak 1611 puskesmas dan jumlah tenaga kesehatan yang dilatih PKPR sebanyak 2256 orang.

Thursday, January 15, 2009

Apa kata pakar ? Ini ..tentang konseling...

PENGANTAR
Remaja tak dipungkiri berada dalam periode unik dan spesifik. Ketika menghadapi masalah, cara yang paling disukai adalah curhat atau istilah kerennya konseling sebaya. Nah ... PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) yang ada di beberapa Puskesmas di Indonesia mengedepankan layanan konseling ini.Konseling Sebaya merupakan inti dari Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. Pembinaan siswa SMP dan SMA serta yang setingkat dengannya sebagai konselor sebaya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan remaja untuk curhat secara baik dan benar.

Untuk itu, sebelum berbicara tentang konseling sebaya, ada baiknya dimengerti tentang konseling terlebih dahulu. Berikut ini, apa kata pakar.Prof.dr. Edith Humris, SpKJ (K) (Psikiater Konsultan) dalam salah satu kegiatan pelatihan menyampaikan sekilas tentang konseling.

Semoga bermanfaat

Rinni


PENGERTIAN KONSELING
a.Suatu hubungan saling membantu antara dua orang: konselor dan klien (dalam situasi saling tatap muka) memutuskan:
b.Bekerja sama dalam upaya membantu klien menolong dirinya sendiri untuk;
- Menyelesaikan masalah2 tertentu dalam hidupnya
- Lebih dapat mengerti dirinya
- Lebih dapat menyesuaikan dirinya
c.Berkomunikasi secara terampil untuk mengenali hal2 yang menjadi masalah bagi klien

TUJUAN KONSELING
a.Memberikan keterampilan, pengetahuan dan jangkauan kepada berbagai sumber daya
b. Membantu klien menanggapi masalah2 dalam kehidupan klien

PROSES KONSELING
a.Sebaiknya jangan hanya diberikan sekali, sebenarnya merupakan proses jangka panjang
b.Konseling dapat diberikan secara individual,maupun kelompok
c.Memakai pendekatan humanistik, yaitu individu mempunyai kebebasan untuk memilih / menentukan yang dianggapnya terbaik bagi dirinya sendiri

Tuesday, December 30, 2008

Thursday, December 4, 2008

Peer counselor, Kader Kesehatan Remaja .. or what?

Dear folks ....

Saudara-saudara sekalian...

Welcome to our blog
Selamat datang di blog kami

We would like to obtain your insight and analysis in enriching our perception

Kami ingin mengetahui pendapat dan analisis anda untuk memperkaya wawasan kita semua.

Please leave comments on what is Peer counselor, Kader Kesehatan Remaja, Peer educator and so forth.

Tolong beri komentar tentang apa itu konselor sebaya, Kader Kesehatan Remaja, Pendidik Sebaya dan sebagainya.



Thank you...
Terima kasih....


Regards
Salam

Rinni
Kasubdit Bina Kesehatan Anak Remaja

Wednesday, November 26, 2008

MEMPERINGATI HARI AIDS (AIDS DAY) 1 DESEMBER

Apa kaitan REMAJA dengan HIV/AIDS...??

Menurut UU Perlindungan Anak No 23 tahun 2002, rentang usia anak adalah 0-18 tahun. Sedangkan, menurut WHO, remaja adalah seseorang berusia antara 10-19 tahun tanpa memandang status pernikahan dengan populasi seperlima penduduk dunia. (Adolescent is defined by WHO as a person between 10-19 years of age. There are about 1.2 billion adolescents worldwide and one in every five people in the world is an adolescent. Adolescents constitute 18-25% of the population in member countries of South East Asia Region). Artinya remaja termasuk golongan anak-anak dan di Indonesia populasi remaja mencapai lebih dari 42 juta orang.

Remaja sangat unik dan labil, karena secara biologis telah terjadi pematangan organ reproduksi namun secara emosional belum matang. Keingintahuan remaja yang begitu besar dapat menggiring terjadinya perilaku berisiko. Kemungkinan tertular HIV/AIDS menjadi besar baik melalui penggunaan jarum suntik atau perilaku seksual yang tidak aman.

Lebih rinci tentang ..... HIV/AIDS

HIV atau Human Immuno–deficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh karena terinfeksi HIV

PENULARANNYA, MELALUI
•Hubungan seks yang tidak aman
•Kontak darah (transfusi darah dan transplantasi organ yang terinfeksi HIV, jarum suntik/IDUs, tattoo, tindik atau alat lain yang terinfeksi HIV)
•Dari ibu hamil/ibu bersalin yang terinfeksi HIV kepada janin/ bayinya
•Melalui ASI dari Ibu menyusui yang terinfeksi HIV kepada bayinya



FAKTOR RISIKO
•Berganti-ganti pasangan seksual,
•Berhubungan seksual dengan penderita IMS, ODHA.
•Memakai napza/narkoba suntik bersama-sama
•Terpajan dengan alat medis yang terkontaminasi dengan HIV




GEJALANYA
Fase I (window period)
1.Belum ada gejala sama sekali
2.Belum bisa terdeteksi melalui tes
3.Sudah dapat menularkan HIV


Fase II
1.Terjadi 5 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV
2.Demam
3.Pembengkakan kelenjar getah bening
4.Tes darah sudah positif HIV




Fase III (muncul gejala-gejala AIDS)
Gejala prodromal infeksi virus, a.l :
1.Flu tidak sembuh-sembuh
2.Nafsu makan berkurang dan lemah
3.Berat Badan terus berkurang
4.Pembesaran Kelenjar limfe menetap dan merata (Persistent Generalized Lymphadenopathy)
5.Keringat berlebihan waktu malam hari


Akhir Stadium :
-Infeksi oportunistik


Fase IV
1.Infeksi kulit atau selaput lendir
2.Infeksi paru-paru (TB Paru)
3.Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama berminggu-minggu
4.Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, kelumpuhan
5.Infeksi jamur pada tenggorokan ( mulut)


6.Sudah dapat menularkan


DETEKSI HIV
•Tes darah, deteksi antibodi terhadap virus HIV
•Jenis :
–Rapid test
–Test Elissa
–Test Western Bold
•Cara:
–Voluntary Counseling and Testing (VCT) à tes suka rela
–Tahapan konseling sebelum tes HIV à pre test dan post test




PENCEGAHANNYA
A : Abstinence ( tidak berhubungan seks)
B : Be Faithful (setia pada pasangan)
C : Condom ( gunakan kondom bagi pelaku seksual aktif saat berhubungan seks berisiko)
D : Drugs ( jangan pakai narkoba)
E : Equipment ( hati-hati!!! pakai alat steril)



PENGOBATANNYA


Menggunakan Anti Retroviral Treatment (ART), untuk menghambat perkembangan virus bukan menyembuhkan




SITUASI

Proporsi kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun (51%). Kasus AIDS pada IDU atau penasun (pengguna jarum suntik) pada golongan umur 20-29 tahun menunjukkan bahwa IDU tersebut sudah menggunakan napza suntik sebelum umur 20 tahun tahun, terinfeksi HIV sebelum umur tersebut dan AIDS nya baru muncul setelah umur 20-29 tahun.

Kasus HIV bisa terdeteksi sedini mungkin pada remaja maupun dewasa, dengan mengikuti VCT (voluntary counselling and testing) pada orang-orang yang perilakunya berisiko (seperti menggunakan jarum suntik bersama2.

KUMULATIF KASUS AIDS SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2008
Jumlah yang dilaporkan ke Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lindkungan Depkes RI, adalah sebagai berikut:
Kasus AIDS : 15136
Provinsi yang melaporkan : 32 provinsi
Kabupaten/Kota yang melaporkan :214 kab/kota

- Ratio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 3,08 :1.

- Cara penularan kasus AIDS kumulatif yang dilaporkan melalui Heteroseksual 47%, IDU 43%, dan Homoseksual 4%.

- Proporsi kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun
(51%), disusul kelompok umur 30-39 tahun (29%) dan kelompok umur 40-49 tahun (8%).

- Kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Papua, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Riau, Kepulauan Riau.

PESAN PKPR:
PIKIR-PIKIR DULU DEH SEBELUM BERBUAT, DARIPADA MENYESAL KEMUDIAN SOALNYA TIDAK ADA GUNANYA. PASTI BISA... PERCAYA DIRI AJA.